Pada akhirnya perang tak pernah selesai.
Walau dunia ini telah mencapai zaman di mana perkembangan dunia
telah masuk ke dalam sudut paling dalam planet bumi, laser berkekuatan
tinggi yang bisa dengan mudah meluncurkan pesawat ulang-alik, dan
beberapa orang berkuasa yang mempunyai vila di bulan, namun sepertinya
ada lubang kosong yang tak terisi di hati manusia. Yah, walau perusahaan
penyuplai yang menjual “kenyamanan” dan “kebahagiaan” dalam
bentuk digital itu tidak biasa, walau begitu, hal sederhana yang membawa
konflik di antara manusia tidak bisa dilepaskan dari jiwa
mereka.
Apakah berubahnya Hukum Perang dengan munculnya senjata baru
adalah salah satu bentuk penyelamat bagi umat manusia? Atau apakah nilai
moral kita sebagai manusia telah menurun?
Ya, tentu saja ada perubahan.
Orang-orang yang begitu percaya pada aksi pembunuhan mereka juga berubah.
Itu semua berkat sebuah senjata yang bernama Object.
Bagian tubuh utama dari senjata ini memiliki tinggi 50 meter
sementara senapan yang ditambahkan pada benda itu juga tak kalah
besarnya.
Keberadaannya membuat seni berperang harus ditulis ulang. Jumlah pasukan
besar tak lagi saling membunuh di dalam medan perang. Begitu,
yang paling penting dari perang adalah memposisikan Object di medan
perang dalam kondisi yang sangat sempurna.
Tank, pesawat tempur, dan semua senjata yang menjadi aktor paling
penting dalam perang menjadi barang antik dari zaman baheulah.
Senapan mesin, bom, dan rudal tak lebih dari peluru kacang.
Itulah betapa kuatnya Object itu.
Saat sebuah negara kepulauan menampilkan jenis pertama dari
senjata itu, seluruh dunia menakutinya dan membentuk sebuah persekutuan
yang
terdiri dari 14 negara meluncurkan serangan kejutan gabungan kepada
prototipe Object itu... Object mengalahkan mereka semua. Di akhir
perang, sebuah serangan nuklir diluncurkan dari Samudera Pasifik, namun
bagian saat Object menenggelamkan armada angkatan laut sekutu dan
setengahnya yang meleleh seperti es di bawah terik matahari tertulis di
semua buku sejarah.
Negara kepulauan itu menjadi ujung tombak dalam pengembangan Object dan sangat jelas betapa kuatnya Object itu.
Tak disangka, Object kemudian memiliki sinonim yang sama dengan perang.
Lalu bagaimana dengan yang lain?
Komentar
Posting Komentar