Langsung ke konten utama

PART 1

"Semuanya sudah disini 'kan? Kalau begitu marilah kita mulai Pertemuan Siswa di Homeroom atau PSH --"
Wakil ketua dari guru homeroom, Yamada Maya-sensei, yang sebelumnya sudah memperkenalkan dirinya, berdiri di depan papan tulis sambli memberikan senyum bersungguh-sungguhnya kepada semua orang.
Dia memiliki tubuh yang kecil, dan terlihat tidak terlalu berbeda dengan siswa-siswa lainnya. Namun, ia mengenakan baju yang sangat tidak cocok dengan tubuhnya sehingga dia terlihat lebih kecil. Dan dia terlihat semakin aneh karena mata hijau zaitunnya yang besar dibelakang kacamatanya.
Bagaimana ya caraku menjelaskannya? Aku tidak bilang bahwa hal itu hampir sama seperti ketidakcocokan dari 'seorang anak kecil yang memakai baju orang dewasa'… dia lebih mirip seperti seorang anak kecil yang dipaksa untuk memakai baju orang dewasa dan sepertinya bukan cuma aku yang berpikir seperti itu disini.
"Kalau begitu maka semuanya, mari kita baik-baik satu sama lain sampai tahun depan~"
"......"
Namun, seluruh kelas sepertinya berada dalam keadaan yang canggung, dan tidak ada yang menjawabnya.
"Sekarang, ayo kita beralih ke perkenalan diri. Mmm, kita akan mulai sesuai urutan kursi."
Meskipun wakil ketua guru homeroom ini sedikit manis ketika dia sedang panik, itu tidak membuatku berpikir 'Aku harus melakukan sesuatu !' , karena sayangnya, Aku tidak punya waktu untuk itu.
Kalau kau mau tau kenapa,
Alasannya cukup sederhana: dengan pengecualian diriku sendiri, semua orang di kelas ini adalah perempuan.
Hari ini adalah upacara masuk sekolah tinggi, dan di hari pertama ini, sebuah jendela dunia yang baru pun terbuka lebar. Itu saja sebenarnya sudah sangat bagus, sesuatu yang patut untuk dibanggakan.
Tapi, masalah utamanya yaitu aku adalah satu-satunya laki-laki disini.
(Ini… sebenarnya ini lebih serius dari yang kukira…)
Ini bukan karena aku yang terlalu percaya diri, tapi faktanya, aku benar-benar bisa merasakan tatapan dari semua cewek di kelas ini.
Lagipula, tempat dudukku sangatlah tidak menyenangkan. Kenapa aku harus ditempatkan di depan baris tengah dari kelas ini? Tubuh bagian atasku yang tak mungkin tak terlihat itu pasti akan tetap terlihat walaupun aku tak mau.
Mataku beralih kearah jendela.
"..."
Walaupun aku sudah memberikan tatapan memohon, hal yang menyedihkannya adalah, Shinonono Houki tetap saja memalingkan kepalanya kearah lain dengan jengkel, berpura-pura melihat ke luar. Benar-benar reaksi yang dingin. Memangnya ini sikap yang seharusnya diberikan oleh seorang teman masa kecil yang telah terpisahkan selama 6 tahun? Bukan… Apakah dia benar-benar membenciku sekarang?
"...san, Orimura Ichika-San."
"I-Iya!?"
Karena namaku tiba-tiba dipanggil, aku menjawab dengan setengah tidak sadar. Seperti yang sudah kuperkirakan, ada beberapa orang yang cekikikan, dan sangat sulit untuk tetap tenang.
Walaupun bukan berarti aku payah dalam menangani cewek, tetapi tetap saja ada batasannya. Hal ini cukup mirip dengan walaupun aku suka dengan ramen dan memakannya terus-terusan, aku pasti akan sakit setelah hari ke-3. Huh, aku tak tau. Lagipula, aku tak pernah suka dengan ramen sampai sejauh itu…eh, aku seharusnya tak berpikir tentang hal itu.
Bagaimanapun juga, aku adalah satu-satunya siswa laki-laki di kelas ini, ada 29 orang siswa perempuan, dan asisten dari guru homeroom pun juga perempuan. Kalau soal guru homeroom… aku juga belum tau, tapi dia juga pasti seorang perempuan juga. Sepertinya dia belum datang juga. Apa yang sedang dia lakukan?
"W-Well, maaf karena aku memanggilmu dengan keras-keras. Apakah aku mengagetkanmu? Maaf-maaf! Tapi, soal perkenalan dirinya… kita sudah mulai dari 'あ' (a) , dan sekarang kita sudah sampai ke 'お (o)' yaitu Orimura-san sekarang. Jadi, to-tolong yah, Bisakah kamu memperkenalkan diri? Bi-bisa 'kan?"
Wakil ketua dari guru homeroom, Yamada Maya-sensei, membungkuk dengan sopan. Namun, bungkukannya tadi itu menyebabkan kacamatanya sedikit bergeser. Dan udara 'apa saja boleh kok' darinya itu membuat ku sangat khawatir. Omong-omong, benarkah dia lebih tua dariku? Kalau dibilang bahwa dia sama tuanya denganku, itu masih bisa dipercaya.
"Tidak, tak usah minta maaf begitu… lagipula, ini 'kan hanya perkenalan diri, jadi tenang saja ya, sensei."
"Be-benarkah? Benarkah? Benarkah? Ka-karena kau sudah bilang, jadi lakukan dengan benar, oke?!"
Yamada-sensei tiba-tiba melihat ke atas dan memegang tanganku, dan dia memegangnya dengan sangat erat… baiklah, sepertinya aku menarik perhatian lagi.
Namun, karena aku sudah bilang begitu, dan aku adalah seorang pria, maka aku tak bisa lari dari itu. Dan yang lebih penting lagi, karena aku sudah memcahkan suasananya, aku harus menghadapi suasana canggung ini lagi (baca: interaksi antar manusia).
Aku berdiri dan berbalik untuk menghadap ke arah kelas.
Uu...
Pertamanya, aku hanya merasakan mereka melihatku dari belakang, tapi sekarang aku bisa merasakan tatapan mereka menusuk tepat dari depan. Bahkan, Houki, yang dari tadi tidak mempedulikanku lagi, melihat ke arahku juga. Seperti yang diharapkan, bahkan aku, yang mengaku bisa menghadapi cewek, penuh dengan ketakutan. Bahkan jika aku sangat menyukai kari— ups, stop, aku harus tetap fokus.
"Hm-... Baiklah, aku Orimura Ichika. Baik-baiklah denganku."
Setelah aku membungkuk dengan sopan—tunggu sebentar? Ekspresi dari teman sekelasku mulai menjadi aneh, bagaikan mereka berpikir, 'bilang lebih banyak lagi dong' dan 'enggak cuma segitu, 'kan?'.
Tidak mungkin bagiku untuk mengoceh tentang diriku sendiri. Bukannya aku tidak tertarik, tapi aku tidak ingin semua orang untuk mendengarnya. Lagipula, bukannya aneh untuk membicarakan apa yang kita suka dari sejak pertama? Aku akan menakuti mereka dengan berbicara tentang 'menanam dan mencangkok kaktus', 'kan? Sebagai catatan, aku tidak suka dengan menanam dan mencangkok kaktus. Aku cuma bilang itu dengan maksud agar dimengerti saja.
"..."
Aku bisa merasakan keringat mengalir di punggungku. Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kukatakan?
Ngomong-ngomong, kenapa aku bisa berada disini?
--
"Uu—dingin banget..."
Di pertengahan Februari, aku, sebagai anak kelas tiga, sedang berjalan menuju pusat ujian.
"Padahal 'kan aku cuma mau masuk sekolah tinggi di dekat rumahku, kenapa aku harus pergi ke tempat yang jauhnya 4 kali terminal kereta dari sini…dan hari ini dingin banget..."
Karena ada kasus pencontekan tahun kemarin, pemerintah hanya akan memberitahukan lokasi ujian dari setiap sekolah 2 hari sebelum ujiannya itu sendiri. Walaupun aku berpikir bahwa itu sangatlah berlebihan, seperti yang kau pikirkan. Aku 'kan cuma seorang anak kelas tiga pada saat itu. Namun, apa lagi sih yang bisa kukatakan? Sekarang, Aku hanya bisa menahan kekesalanku selagi aku berjalan dengan enggan ke pusat ujian.
Sekolah pilihanku adalah Aoetsu Private School yang bertempat sangat dekat dengan rumahku, suatu sekolah yang rata-rata dalam pelajarannya, dan sekolah itu juga mengadakan festival sekolah.
Kalau ada lagi keuntungannya yang perlu kukatakan, yaitu adalah biayanya sangatlah murah. Sangat murah.
Kenapa? Sangat sederhana. Karena 90% dari orang yang lulus dari sekolah ini dipekerjakan di dalam perkerjaan yang berhubungan dengan perusahaan sekolah ini.
Walaupun lapangan kerjanya jadi itu-itu saja, sebenarnya itu cukup menyenangkan karena kau akan diurus langsung setelah kau lulus.
Dan disana banyak sekali pekerjaan yang bagus, dan lagipula, mereka semua bersifat lokal. Tidak perlu pusing-pusing tentang pergi ke daerah pedesaan yang berbeda setiap hari. Sangat indah.
"Dan akhirnya, aku tetap ingin untuk pergi dari penjagaan Chifuyu-nee..."
Kalau soal rumahku, beberapa hal telah terjadi. Orang tuaku sudah tidak ada lagi, dan walaupun kakakku, yang jauh lebih tua daripadaku, telah menjagaku untuk waktu yang cukup lama, Aku selalu merasa iri kepada orang lain karena tidak memiliki orang tua.
Walaupun, meskipun kita tidak menjadi miskin karena penghasilan dari Chifuyu-nee cukup baik, aku akan tetap merasa tidak enak karena telah menjadi beban untuknya.
Awalnya, aku berpikir tentang langsung bekerja setelah lulus sekolah menengah, tapi karena kekuatan kakak perempuanku yang sangat kuat -—- atau bisa kita bilang bujukan yang "lembut" --— aku tidak bisa mengalahkannya, jadi sampai saat itu, aku masih mengikuti ujian.
Namun, masuk ke Aoetsu Private School hampir sama seperti mendapatkan pekerjaan. Dalam waktu yang sama, aku bisa mengurangi beban dari pundak Chifuyu-nee. Tapi, sebenarnya bukannya aku mau mengurangi beban darinya,… itu semua karena aku mau saja.
"…Kita anggap saja aku sudah menerima apa saja yang terjadi."
Berkat dari belajar dengan giat selama 1 tahun, aku ditandai sebagai siswa tingkat A. Seperti biasanya, aku pergi untuk mengikuti ujian, dan seperti biasanya lagi, aku diterima seperti siswa normal, jadi aku tidak gugup saat berjalan ke tempat ujian. Walaupun aku tahu nama tempat fasilitas ujiannya, aku tidak tahu dengan pasti tempatnya, dan tempat umum seperti itu memiliki fungsi yang cukup banyak. Walaupun sangat jarang untuk sebuah perusahaan pribadi untuk meminjam dari sektor publik, mereka semua tetaplah perusahaan regional, dan banyak yang tetap mematuhi permintaan pemerintah.
"Hm... Aneh, sekarang gimana caranya naik ke lantai 2?"
Payah, aku tersesat. Ngomong-ngomong, Kenapa bangunan ini harus dibangun dalam bentuk yang sangat memusingkan? Sepertinya bangunan ini dirancang oleh seorang designer dengan latar belakang yang cukup bagus. Dan, orang itu juga pasti lahir dari industri setempat.

"Kenapa dengan perasaan 'Aku terlalu bagus untuk mendesain tempat ini dengan logis' tentang tempat ini ... dan, mana sih tangganya?… " Serius, jika ada orang yang bilang tempat ini adalah labirin maka itu dapat dimengerti. Dan cukup sulit untuk dimengerti bahwa kenapa tak ada peta sama sekali di tembok-tembok. Ubin dari kaca di tembok-tembok di koridor seharusnya membuat air conditioner menjadi tidak efisien, 'kan? Dan bukannya berbahaya untuk menaruh ubin di tembok jika ada gempa bumi dan hal itu menjadi tidak berguna? Bukankah lampu-lampu yang ditaruh terlalu berdekatan antara satu dan lainnya itu terlalu boros listrik? Lalu, bukankah saat mengganti lampu-lampu itu maka akan menjadi sangat susah? Mengapa atapnya sangat tinggi padahal tak ada gunanya? Hm...
"..."
Sudah kelas tiga tapi tetap saja tersesat—Tidak, ini terlalu memalukan.
"Sudahlah, aku akan membuka pintu pertama yang kulihat. Mungkin itu pintu yang benar."
Ah, sangat melegakan untuk akhirnya bertemu dengan sebuah pintu. Haruskah aku membukanya?
"Ah—kau peserta ujian, kan? Baiklah, pergi ke seberang dan ganti bajumu. Kita sedang buru-buru disini. Kita hanya bisa meminjam tempat ini sampai jam 4, dan kita tidak dapat meminta perpanjangan waktu lagi. Sungguh, aku tidak tahu apa yang pemerintah sedang pikirkan sekarang..."
Saat aku berjalan masuk, seseorang yang berumur 30-berapalah tahun, guru perempuan yang terlihat sedikit gila mulai mengoceh. Namun, dia terlihat sangat sibuk, atau mugkin dia sibuk karena kurang kerjaan —atau dua-duanya—, lalu dia memberiku instruksi sebelum akhirnya dia berjalan pergi.
(Ganti baju? Hm, apakah sekarang kita harus berganti baju hanya untuk ulangan? Ahh, ini pasti cara untuk menghindari penyontekan, sekolah apa pun itu.)
Saat aku menarik tirai itu ke samping, aku menemukan sesuatu yang misterius di belakangnya.
Bagaiman caraku menjelaskannya? Itu seperti 'baju zirah’ masa pertengahan yang ditaruh di dalam sebuah kastil'. Dan juga, dia sedang berlutut di satu kaki, bagaikan dia sedang bersumpah atas loyalitas kepada tuannya.
Sangat berbeda dengan baju zirah masa pertengahan, hanya sedikit bagian yang terlindungi, dan pasti tidak ada orang yang menerima perlindungan seperti itu. Bagimanapun, dengan menaruh benda itu disan akan membuat semua orang berpikir 'ada apaan sih'.
Benda itu memiliki bentuk yang mirip manusia, hampir seperti dia sedang menunggu penggunanya untuk datang.

—Aku tau apa benda ini, dia adalah sebuah 'IS'.

Nama aslinya adalah 'Infinite Stratos'. Hal itu seharusnya diciptakan sebagai power suit multifunction untuk operasi luar angkasa.
Namun , pengembangannya tidak berjalan sebagaimana penciptanya inginkan pada awalnya, tapi justru dimodifikasi oleh mekanik-mekanik spesialis yang lain yang terlibat, dan malah menjadi 'mesin perang' . Namun, negara-negara lain menamainya sebagai alat terbang 'sport' — maksudnya alat terbang berperforma tinggi .
Kesalahan fatal dari 'IS' adalah bahwa mesin ini hanya akan bereaksi terhadap perempuan.
Maka, sekarang, benda yang ada di depan ku ini seperti boneka di lemari berdebu. Dia tidak melakukan apa-apa, atau akan melakukan apa-apa. Dia hanya sebuah benda.
—Sambil berpikir tentang itu, aku menyentuhnya.
"Hm!?"
Ting! Suara besi dipukulkan bergema dalam pikiranku.
Lalu, segala jenis informasi muncul didalam kesadaranku. Dalam beberapa detik, semua hal yang orang mau tahu tapi belum tahu muncul di depanku. Gerakan dasar dari 'IS', metode pengoperasian, kemampuan, karakteristik, peralatan yang sudah ada, batas waktu aktif, jarak pergerakan, sensitifitas, pencarian melalui radar, residu armor, pengukur output, dan masih banyak lagi...
Bagaikan aku sudah menggunakannya selama bertahun-tahun, bagaikan itu adalah teknik yang selalu kulatih, aku mengerti tentang semua itu, dan menguasainya.
Pengelihatanku juga terhubung ke sensor, angka-angkanya muncul tepat di pikiranku. Aku juga bisa merasakan informasi di sekelilingku melalui angka-angka.
"Apa, apa yang sudah terjadi...?"
Benda itu bergerak. 'IS' itu. Seperti tangan dan kakiku sendiri.
Aku merasakan sesuatu memanjang dari kulitku — mucosal armor diperpanjang… selesai.
Badanku tiba-tiba terasa sangat ringan, dan aku merasakan bagaikan aku sedang mengambang - operasi jet normal… dikonfirmasi.
Saat tangan kananku terasa bertambah beratnya, sebuah senjata terbentuk dari cahaya — pisau bertarung jarak-dekat… dikeluarkan.
Aku merasa sedikit aneh dengan bertambahnya pengetahuanku tentang dunia ini secara tiba-tiba — komponen ultra-aware sudah di tempat yang tepat... selesai.
Aku mengerti tentang apa saja yang benda itu lakukan. Walaupun aku belum pernah mengetahuinya, walaupun aku belum pernah belajar tentang hal itu, aku mengerti.

Dan dunia yang kulihat melalui data dari 'IS' itu seperti—
--
"..."
—Hm~
Mari kita tegaskan kembali situasinya. Hari ini adalah hari pertamaku di Sekolah Tinggi, dan sekarang aku sedang melakukan perkenalan diri. di depanku terdapat 29 cewek, dan dibelakangku, sepertinya Yamada-sensei sudah hampir menangis… oh yeah, nama Yamada-sensei sangatlah mudah untuk diingat. Dari depan ke belakang, namanya bisa dibaca sebagai 'Ya Ma Da Ma Ya' (ヤマダマヤ). Hm, nama yang bagus, sangat mudah untuk diingat. Bagaimanapun, cukup sudah obrolan singkatnya.
Dan tetap, perkenalan diriku belum selesai. Para cewek ini memberikan tatapan 'beritahu lebih banyak tentangmu!'.
Hey, Houki, mengapa kau tidak membantuku sebagai teman masa kecilmu?—Ah, dia menghiraukanku lagi? Dasar tak punya hati. Bagaimana kalau kita mengulang reuni yang sangat menyentuh tadi itu? Walaupun itu tidak pernah terjadi.
(Tak baik. Ini sangat tak baik. Kalau aku diam saja seperti ini, aku akan dikenal sebagai 'orang penuh dosa'.)
Aku menahan napas sebelum menghirup sedalam-salamnya, sambil terlihat sangat bertekad saat mengatakannya,
"Segitu saja."
DANG~! Beberapa orang perempuan terjatuh ke lantai. Apa sih yang mereka harapkan dariku? Hentikan menggosipkan hal yang tak jelas.
"Itu, itu..."
Dibelakangku, aku bisa mendengar suara orang yang berbicara sambil menangis. Eh? Jadi ini saja belum cukup?
PANG! Aku pun dipukul di belakang kepalaku.
"OW—!?"
Itu menyakitkan, tapi kalau dibandingkan dengan rasa sakitnya, sesuatu yang lebih penting berkelebat melalui pikiranku.
Cara pemukulannya — dengan tenaga yang sangat cukup, sudut yang tepat, kecepatan yang dapat diterima — walaupun cara pemukulannya sangat mirip dengan cara pemukulannya orang yang sangat familiar dengan ku, tapi...
"..."
Aku pun berputar pelan-pelan. Rok hitam yang sangat ketat, tinggi dan langsing, postur tubuh seseorang yang tidak terlihat berotot meskipun latihan yang terus-menerus. Tangannya terlipat di depan dadanya, mata phoenix[1]-nya yang tajam dan ramping itu pasti akan mengingatkan kita dengan serigala.
"Eh, Guan Yu[2]!?"
PANG! Itulah pukulan berikutnya. Benturannya cukup keras, dan oh, lihat, sekarang semua cewek-cewek pun melihat kearahku.
Rok hitam yang sangat ketat, tinggi dan langsing, postur tubuh seseorang yang tidak terlihat berotot meskipun latihan yang terus-menerus.
"Hah?? Kenapa aku jadi seorang pahlawan dari novel Romance of the Three Kingdoms? Mengapa kau jadi idiot?"
Suara yang berat. Walaupun aku mendengar efek suara dari gong, tapi, eh, kenapa?
—Tidak, tunggu, tunggu dulu tunggu dulu. Kenapa bisa ada Chifuyu-nee disini? Saudara perempuanku yang bahkan pekerjaannya saja aku tidak tahu, saudaraku yang hampir tidak pernah pulang ke rumah lebih dari satu atau dua kali sebulan.
"Ah, Orimura-sensei, apakah rapatnya sudah selesai?"
—Argumen kecil ini hanya akan selesai dengan buruk. Dan akhirnya pun, hubungan kami sebagai saudara pun akan terungkapkan.
"Ah, Yamada-sensei. Pasti sulit bagimu, untuk memaksa mereka untuk memperkenalkan diri sendiri."
Oh, aku belum pernah mendengar suara lembut itu darinya sebelum ini. Kemana Guan Yun Chang pergi? Apakah dia naik Kuda Red Hare dan pergi untuk menyerang Liu Bei?
"Tidak, tak apa-apa. Sebagai asisten guru homeroom, kalau bahkan itu saja aku tak bisa maka..."
Tangisannya tadi pun menghilang, saat wakil ketua guru homeroom Yamada-sensei menjawab Chifuyu-nee dengan suara yang bertenaga dan tatapan yang sangat perhatian. Ah, sebenarnya sih dia sedang malu.
"Semuanya, namaku adalah Orimura Chifuyu, dan merupakan tugasku selama satu tahun ini, untuk melatih kalian dalam pengoperasian dan pengendalian dari IS. Setiap yang kuajarkan, kalian harus ingat, dan harus dimengerti. Untuk kalian yang tak bisa mengerti, akan kuajari sampai mengerti. Tugasku yaitu adalah untuk mengajari kalian sepenuhnya selama tahun pertama kalian ini, dari umur 15 sampai umur 16. Kalian boleh membenci sikapku, tapi kalian tetap harus melakukan apa yang kusuruh. Dapat dimengerti?"
Ada apa dengan pernyataan perang ini? Tak salah lagi… dia pasti adalah kakakku, Orimura Chifuyu.
Tapi tidak terdengar teriakan yang canggung, yang terdengar malahan jeritan,
"KYAAA—! Dia Chifuyu-sama, dia benar-benar Chifuyu-sama!"
"Aku selalu menjadi fans mu~!"
"Aku datang ke sekolah ini jauh-jauh dari Kyuushuu Utara karena aku mengagumimu, onee-sama!"
"Aku juga datang dari Hokkaido Selatan!"
"Aku sangat senang karena diajar oleh Chifuyu-sama!"
"Aku akan berkorban apapun demi Chifuyu-sama!"
Chifuyu-nee menatap kearah cewek-cewek yang sedang mengoceh itu dengan ekspresi tak bersemangat.
"…sungguh, adalah sebuah pemandangan untuk melihat idiot-idiot ini berkumpul setiap tahun. Benar-benar kejutan! Atau apakah ada alasan yang lain? Apakah orang-orang bodoh ini hanya berada disini untuk mendatangi kelasku saja?"
Dia tidak berpura-pura, Chifuyu-nee benar-benar kecewa. Chifuyu-nee, popularitas itu tak bisa dibeli tau? Kenapa kau tidak bersikap sedikit halus?
Aku terlalu naif dalam memikirkan ini, jadi kalau naif itu diukur dengan manis maka aku semanis anggur manis dari Kuil Misaka (itu 'kan cuma air bergula), semanis labu dari kantinnya Gotanda. Mungkin tidak semanis kastanye manis dari Tianjin — manis tapi tidak semanis sampai benar-benar manis sekali sampai aku tidak bisa menjelaskannya disini, atau mungkin semacamnya.
"KYAAAHH! ONEE-SAMA! MARAHI KAMI LAGI DONG! AYO MARAHI KAMI LAGI!!"
"TAPI LAMA-LAMA TAMBAH LEMBUT, YA!!"
"DAN TERAKHIRNYA JADILAH SANGAT ANGGUN~!"
Setidaknya teman sekelasku sangat bagus kalau disuruh menjadi penuh semangat.
Namun, aku masih kaget karena guru homeroomku ternyata Chifuyu-nee -- seharusnya sih aku masih kaget, tapi aku berhasil menenangkan diri karena teriakan dari para cewek. Tentunya, kalau ada kekacauan didekatmu, seseorang pasti akan menjadi tenang, atau semacamnya. Aku sudah pernah merasakan seperti itu sebelumnya.
"Oi, bahkan kau tidak bisa hanya sekedar memberikan salam?"
Sangat sarkastik, sangat sarkastik — apakah ini yang dimaksud olehnya ketat? Kakak perempuanku yang selalu menjagaku, dia benar-benar orang yang seperti ini.
"Tidak, Chifuyu-nee, aku—"
PANG! Itu yang ketiga kalinya hal ini sudah terjadi, apakah kau mengerti, Chifuyu-nee? 5000 sel otak mati setiap kali aku dipukul.
"Panggil aku Orimura-sensei."
"…Siap, Orimura-sensei."
"Eh...? Kalau begitu, artinya Orimura-kun itu adiknya Chifuyu-sama...?"
"Mungkin hal itu berhubungan dengan dia yang merupakan satu-satunya laki-laki di dunia ini yang bisa menggunakan IS?"
"Ah~ Bagus. Aku ingin bertukar nomor telepon dengannya~."
Aku akan mengabaikan kata-kata itu sekarang. Mari kita lanjutkan.
Aku datang ke Akademi IS umum sebagai satu-satunya laki-laki yang bisa menggunakan 'IS'.
Akademi IS adalah, seperti yang sudah disebutkan di namanya, sebuah perusahaan edukasi yang bertujuan untuk mendidik pengguna IS. Pemerintah Jepang menganggap bahwa membiayainya dan menjalankannya sebagai tugas yang penting. Namun, hasil dari penelitian IS akhirnya terungkap ke seluruh dunia karena kesepakatan bersama, dan pada saat yang sama, Jepang tidak punya hak untuk diam dan menyembunyikan tentang Akademi IS ini. Apapun yang terjadi disini, Pemerintah Jepang hanya boleh ikut campur dengan adil, dan juga memiliki kewajiban untuk menyelesaikan masalah dibawah persetujuan dari negara lain yang ikut dalam perjanjian. Dan juga, sekolah ini harus membuka pintunya untuk siswa dari luar negeri tanpa persyaratan apapun, dan pemerintah harus memberikan perlindungan — kalau menurut isi dari perjanjian IS tentang lembaga pilot IS.
Ini adalah kode disiplin dari sekolah ini.
Sederhananya, kita bisa bilang itu seperti ini 'sialan kau Jepang, menciptakan IS dan menyebabkan kekacauan di dunia ini, setidaknya kau harus membangun sebuah sekolah untuk melatih orang-orang dalam bidang IS ini. Serahkan peneltian dan teknologi kalian. Ah, dan kalian harus menanggung semua biayanya'. Negara X ini sepertinya sangat menyebalkan.
(Kenapa aku harus berada di sekolah ini? …Yah, karena aku mengaktifkan sebuah IS untuk tes di tempat ujian IS, tapi ngomong-ngomong, bagaimana caranya aku bisa sampai di tempat itu?…)
—Apakah Aoetsu Gakuen dan Akademi IS itu satu dan sama? Bagaimanapun juga, sepertinya itulah yang terjadi.
"..."
Tiba-tiba, di kelas yang sangat heboh ini, aku merasakan sebuah tatapan.
Ketika aku menatapnya kembali, Houki, yang dari tadi hanya menatap keluar kelas, berbalik ke belakang untuk menatapku.
(Hm—, walau dia tidak terlihat sedang marah… apakah aku melakukan sesuatu?)
Sudahlah, aku tanya saja dia nanti.
Ketika aku sedang berpikir tentang itu, bel pun berdering.
"Oh, selesai sudah PSH-nya. Semuanya, aku akan memintamu untuk menghapalkan dasar-dasar dari IS selama 6 bulan ke depan. Setelah itu, sangat sederhana, kau harus biarkan gerakan-gerakan dasar itu menyatu sebagai bagian dari insting tubuhmu. Oke? Jika kalian mengerti, jawab aku. Mau diterima atau tidak, jawab dengan apapun pertanyaan yang kuajukan."
Oh, pelatih setan dari neraka. Sekarang, Chifuyu-nee mungkin adalah setan dalam kulit manusia. Enggak, aku masih bisa menanganinya jika dia cuma setan, karena mereka bukan manusia. Tapi orang di depanku ini sepertinya hanya mengetahui setengah dari fungsi-fungsi manusia, dasar tidak peka.
Bagaimanpun, Orimura Chifuyu ini adalah pilot dari IS generasi pertama yang mewakili Jepang, dan tidak pernah terkalahkan dalam pertarungan sebenarnya. Namun, suatu hari, dia memberitahukan tentang pengunduran dirinya dan diapun menghilang… yang berarti dia kesini hanya untuk mengajar… dia setidaknya memberitahuku sebagai anggota keluarganya… Betapa idiotnya aku karena telah mencemaskannya.
"DUDUK KAU, DASAR BODOH!!"
Ya, ya ... aku memang idiot.


Komentar